Aku selalu bilang: kalau mau benar-benar kenal sebuah negara, mulai dari perut dulu. Vietnam? Wah, jangan ditanya — setiap sudut jalan punya aroma yang menggoda. Perjalanan ini bukan cuma soal foto bagus, tapi tentang bunyi, rasa, dan kebiasaan lokal yang kadang bikin kita ketawa sendiri. Yah, begitulah pengalaman saya selama beberapa minggu menyusuri kota-kota dari Hanoi sampai Ho Chi Minh.
Makanan: Surga di Setiap Sudut
Mulai dari pho yang beruap di pagi hari hingga banh mi yang renyah di tangan, makanan Vietnam itu komplit. Pho di Hanoi terasa ringan dan beraroma kaldu yang jernih; sedangkan bun cha di jalanan bikin kamu lupa diet. Jangan lupa coba cao lau di Hoi An — mie khas yang teksturnya unik, sedikit chewy dan sangat mengenyangkan. Untuk pencuci mulut, es campur và chè manis nan menyegarkan akan menutup hari yang panas dengan baik.
Jangan Lupa Coba Ini!
Saya rekomendasikan: cicipi egg coffee (cà phê trứng) di kafe kecil di Old Quarter, dan goi cuon (fresh spring rolls) yang segar banget. Kalau suka pedas, cemilan seperti nem rán (lumpia goreng) dan som tum versi Vietnam wajib dicoba. Street food di sini bukan sekadar makanan murah; banyak warung kecil yang sudah turun-temurun resepnya. Percayalah, kadang warung tanpa nama justru yang terbaik.
Budaya: Santai tapi Penuh Aturan
Budaya Vietnam terasa ramah tapi ada etika yang sebaiknya kita hormati. Di pagoda atau tempat suci, berpakaian sopan dan berbicara pelan itu penting. Orang Vietnam menghargai sopan santun; walau mereka sering membantu turis, sedikit usaha mengucapkan “cảm ơn” atau “xin chào” akan membuka senyum. Di pasar, tawar-menawar lumrah, tapi tetap sopan — jangan sampai terdengar agresif, yah, begitulah seni berjualan di sini.
Tips Praktis biar Liburan Nyaman
Pergerakan di Vietnam kerap dominan motor. Menyebrang jalan butuh nyali dan teknik “menguji arus” — berjalan perlahan dan biarkan motor mengelilingi. Untuk transportasi antar-kota, kereta dan bus malam cukup nyaman dan hemat. Sim card lokal murah dan berguna untuk peta serta ojek online. Bawa uang tunai dong (dong Vietnam) karena banyak warung kecil belum menerima kartu.
Soal musim, utara (Hanoi, Sapa) dingin di akhir tahun, sedangkan selatan (Ho Chi Minh, Mekong) hangat sepanjang tahun. Musim hujan biasanya antara Mei–Oktober, jadi rencana aktivitas outdoor seperti Halong Bay atau trekking di Sapa sebaiknya disesuaikan. Kalau ingin suasana santai di pantai, Hoi An dan Da Nang sering jadi pilihan tepat.
Mengenai keamanan makanan: pilih warung yang ramai — tanda bahwa makanannya sering berganti dan lebih segar. Bakar-bakaran di pinggir jalan biasanya aman, tapi kalau perut sensitif, hindari es batu di minuman jalanan. Kalau ragu, cari rekomendasi di blog atau forum; saya sendiri sering menyimpan link referensi untuk tiap kota, termasuk beberapa tulisan menarik di kemdongghim.
Visa dan dokumen juga penting. Cek persyaratan visa sebelum berangkat; banyak negara mendapat fasilitas e-visa tapi aturan bisa berubah. Simpan fotokopi paspor, dan kirim salinan ke email sendiri supaya aman kalau kehilangan dokumen fisik. Asuransi perjalanan? Saya anggap wajib — kecil biayanya dibanding masalah yang muncul tak terduga.
Interaksi dengan orang lokal sering jadi momen berkesan. Banyak warga yang ingin membantu, mengajak ngobrol, atau sekadar tersenyum. Pelajari beberapa kata dasar bahasa Vietnam; walau pengucapan sulit, usaha kecil itu membuat percakapan lebih hangat. Dan jika diajak makan, terima ajakan itu — pengalaman kuliner bersama warga lokal sering paling otentik.
Singkatnya, keliling Vietnam itu seperti mengikuti festival rasa nonstop. Bawa selera besar, sepatu nyaman, dan hati terbuka untuk kebiasaan baru. Kalau pulang nanti, mungkin berat badan bertambah karena semuanya menggoda — tapi pengalaman dan cerita yang kamu bawa pulang jauh lebih berharga. Selamat petualangan, dan selamat makan!